Gorontalo – Bertempat di halaman Kantor Bupati Bone Bolango, Senin (7/2), Wakil Bupati Merlan S. Uloli menyambut secara resmi 935 mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Sosial Tematik (KKS-T) di Kabupaten Bone Bolango.
Dalam sambutannya Wabub Merlan S. Uloli mengatakan menyambut baik kehadiran mahasiswa peserta KKS-T di Kabupaten Bone Bolango. “Atas nama Pemerintah Daerah Bone Bolango kami mengucapkan terima kasih kepada pihak perguruan tinggi dalam hal ini IAIN Sultan Amai Gorontalo yang telah memilih Bone Bolango menjadi daerah tujuan KKST,” kata Wabub Merlan Uloli
Wabub Bone Bolango berharap dengan hadirnya mahasiswa KKS-T IAIN Sultan Amai Gorontalo ini bisa membantu program kerja dari Pemkab Bone Bolango serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program-program pemerintah.
“Fokus kerja kami di tahun 2022 ini bagaimana angka kemiskinan 16,30% bisa turun 2 digit olehnya kami berharap ide kreatif yang ilmiah dari mahasiswa KKS-T ini akan membantu kerja-kerja kami di lapangan dan menjadi corong pemerintah untuk memotivasi dan mendukung setiap program yang kami luncurkan,” Harapnya.
Wabup juga meminta kepada para mahasiswa KKS-T IAIN Sultan Amai Gorontalo juga dapat mensukseskan program pemberantasan buta huruf Al Qur’an di desa-desa.
”Setahu saya banyak metode cepat membaca Al Qur’an, kami kekurangan tenaga diprogram ini, sehingganya kehadiran mahasiswa IAIN bisa menyelesaikan kendala yang kami hadapi,” tukas Wabup Merlan.
Sementara itu Ketua LP2M IAIN Sultan Amai Gorontalo, Dr. Moh. Rusli acara penyambutan oleh pemerintah Bone Bolango menuturkan, IAIN Sultan Amai Gorontalo (KKS-T) secara mendasar merupakan perwujudan partisipasi civitas akademika khususnya mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam membangkitkan partisipasi masyarakat dalam menumbuhkan dan membangun desasehat dan religius.
“Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang bersih, nyaman, aman dansehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi masyarakat, melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah,” tuturnya
“Sedangkan desa religius yaitu yang dimaksudkan di sini adalah desa yang masyarakatnya memiliki nilai, sikap dan perilaku yang taat/patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleran terhadap pelaksaan ibadah agama lain, serta selalu menjalin kerukunan hidup antara pemeluk agama lain,” Pungkas Ketua LP2M (Aadum)