Gorontalo (iaingorontalo.ac.id) – Wakil Menteri Agama RI Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si, memberikan kuliah umum dihadapan civitas akademika IAIN Sultan Amai Gorontalo yang mengangkat tema “Merawat Keberagaman Melalui Moderasi Beargama” Kamis, (28/10/21) di auditorium lantai empat gedung rektorat.
Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo Dr. H. Zulkarnain Suleman, M.HI dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kehadiran Wamenag RI yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berkunjung ke IAIN Gorontalo.
“Alhamdulillah meskipun ditengah kesibukannya yang begitu padat, beliau (Wamenag) masih sempat meluangkan waktunya untuk betatap muka bersama kita civitas akademika IAIN Gorontalo dalam rangka memberikan kuliah umum. Dan ini adalah kunjungan perdana beliau di IAIN Sultan Amai Gorontalo,” terang Rektor Dr. Zulkarnain
Sementara itu Wamenag RI Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si menjelaskan bahwa penguatan moderasi beragama penting digencarkan di Indonesia. Sebab merawat keberagaman melalui penguatan moderasi beragama sangatlah diperlukan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat keindonesiaan.
“Penguatan moderasi beragama sangat penting dan relevan dalam merawat kerukunan masyarakat Indonesia yang beragam,”
Wamenag Zainut Tauhid Sa’ad menuturkan, sebagai bangsa yang sangat heterogen, sejak awal para pendiri bangsa sudah berhasil mewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama, etnis, bahasa, dan budaya.
“Indonesia disepakati bukan negara agama, tapi juga tidak memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari warganya. Nilai-nilai agama dijaga, dipadukan dengan nilai-nilai kearifan dan adat-istiadat lokal sehingga mampu berdialog dengan keragaman,” tuturnya
Wamenag menekankan dalam kehidupan masyarakat yang beragam pentingnya bagi umat beragama untuk menerapkan pemahaman yang moderat. Sikap moderat artinya berada ditengah tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrim kiri.
Pemahaman yang moderat adalah pemahaman yang Tawassuth, tidak ke kiri dan tidak ke kanan dan tidak terjebak pada pemahaman yang sempit, ekstrem, lalu terjebak pada klaim kebenaran dan menegasikan keragaman,” tandasnya