GORONTALO (IAINSAG) – Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) XVI Tahun 2023 di Provinsi Gorontalo, resmi dibuka oleh Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, di gelar di Bumi Perkemahan Kampus 2 IAIN Sultan Amai Gorontalo, Senin (22/05/2023).
Turut hadir, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Muhammad Ali Ramdhani, Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Budi Waseso, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Zainul Hamdi, Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo, Dewan Kehormatan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Gorontalo Idah Syahidah, Ketua Kwarda Gorontalo Sofyan Puhi, para Staf Ahli, Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menag serta pejabat eselon I dan II Kemenag, Para Rektor dan Wakil Rektor PTK Se-Indonesia.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang bertindak sebagai inspektur upacara dalam amanahnya menyampaikan bahwa PWN PTK XVI Tahun 2023 ini, harus benar-benar dijadikan momentum untuk meneguhkan diri sebagai sebuah gerakan yang adaptif, inovatif dan kreatif dalam menyesuaikan dan mengahadapi tantangan perubahan zaman.
Kegiatan ini mengusung tema Merawat Keberagamaan dan Perdamaian dalam Bingkai Moderasi Beragama. Menurut Menag, tema ini cukup menantang sekaligus membutuhkan pembuktian bagi segenap insan Pramuka.
Terlebih kata Menag, jika disangkutkan dengan sifat kepanduan, berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia Tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka Kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan /agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja.
Oleh karenanya, Menag berharap dengan tema besar dan tiga sifat kepanduan tersebut, gerakan Pramuka mampu melahirkan program-program yang inovatif, kreatif dan memberikan dampak kepada masyarakat, terutama dalam menghadapi berbagai perubahan saat ini.
“Saya yakin dengan potensi yang luar biasa, gerakan Pramuka akan mampu menjawab berbagai tantangan dan perubahan zaman. Melalui PWN PTK XVI ini, mari kita bersama-sama menghibahkan jiwa raga kita dalam menjaga keutuhan dan persatuan negara Indonesia yang kita cintai ini,” seru Menag. (Humas/YN)