GORONTALO (IAINSAG) – Provinsi Gorontalo beberapa hari ini menjadi pusat perhatian tingkat Nasional. Pasalnya, perhelatan Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) XVI Tahun 2023 dipusatkan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo.
Agenda dua tahunan Kementerian Agama Republik Indonesia ini, dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, yang berlangsung di Bumi Perkemahan Kampus 2 IAIN Sultan Amai Gorontalo, Senin (22/05/2023).
Tema yang diusung PWN PTK XVI Tahun 2023, adalah Merawat Keberagamaan dan Perdamaian Dalam Bingkai Moderasi Beragama. Menurut Menag Yaqut Cholil Qoumas, yang bertindak sebagai inspektur upacara PWN PTK XVI Tahun 2023 menyebut, ini adalah sebuah tema yang cukup menantang sekaligus membutuhkan pembuktian segenap insan Pramuka Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).
“Insan Pramuka harus bisa adaptif, inovatif, dan kreatif merawat keberagamaan dan perdamaian,” pesan Menag.
Pembukaan PWN PTK XVI Tahun 2023, dimeriahkan dengan pagelaran budaya Nusantara dan dilanjutkan dengan defile kontingen dari Perguruan Tinggi Keagamaan seluruh Indonesia.
Menariknya, hal yang berbeda terlihat saat Master of Ceremony (MC) mempersilahkan Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk membuka kegiatan tersebut. “Dilanjutkan dengan pemukulan alat musik Polopalo,” ucap MC.
Saat itu juga, perhatian peserta upacara pembukaan dibuat takjub dengan pertunjukan pemukulan alat musik tradisional khas daerah Gorontalo Polopalo oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas, sebagai tanda dibukanya kegiatan PWN PTK XVI Tahun 2023.
Pada kesempatan itu, Menag Yaqut Cholil Qoumas, turut didampingi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso, dan Ketua Dewan Kehormatan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Gorontalo Idah Syahidah, serta Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo Zulkarnain Suleman.
Polopalo, itulah nama benda yang digunakan sebagai tanda dimulainya kegiatan PWN PTK XVI Tahun 2023. Polopalo adalah alat musik tradisional daerah yang berasal dari Provinsi Gorontalo. Polopalo merupakan alat musik jenis idiofon, yaitu golongan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari badan alat itu sendiri.
Alat musik khas Gorontalo ini memiliki dua fungsi yang lazim digunakan di Gorontalo oleh penduduk asli Gorontalo. Pertama, Polopalo digunakan oleh para petani menghibur diri saat tengah menanam padi di sawah. Kedua, Polopalo digunakan sebagai tanda waktu berbuka puasa maupun ketika sahur di bulan suci Ramadhan.
Pada era tahun enam puluhan sampai dengan tahun sembilan puluhan, Polopalo biasanya dimainkan pada saat-saat tertentu, yang pada hari tersebut merupakan hari yang sangat istimewa menurut masyarakat Gorontalo.
Bahkan, Polopalo merupakan alat musik tradisional yang erat kaitannya dengan tatanan kehidupan masyarakat Gorontalo yang suka bekerja keras tidak mengenal lelah, hidup bergotong-royong dan saling menghargai satu sama lain.
Berbeda dengan alat musik tradisional lainnya, Polopalo memiliki keunikan tersendiri, seperti halnya dalam pemilihan bahan baku, cara memainkan dan waktu memainkannya.
Bahan baku utamanya adalah bambu. Bambu itu sendiri memiliki dua jenis bambu, yaitu bambu air dan bambu pagar. Namun, untuk alat musik Polopalo, khusus menggunakan bambu air. Hal ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, bambu air menghasilkan bunyi yang lebih merdu.
Cara memainkan alat musik ini , cukup dipukul-pukulkan di atas lutut sehingga mengeluarkan bunyi atau suara. Sementara, untuk waktu memainkannya lebih bagus pada saat malam hari atau suasana hening, karena dalam memainkannya memerlukan ketenangan.
Alat musik yang bahan dasarnya terbuat dari bambu tersebut, kemudian dibentuk menyerupai garputala raksasa, dan teknik memainkannya dengan cara memukulkan ke bagian anggota tubuh yaitu lutut.
Dalam perkembangannya, Polopalo mengalami penyempurnaan pada beberapa hal. Salah satunya, kini dilengkapi sebuah alat pemukul yang terbuat dari kayu yang dilapisi karet untuk memudahkan dan membantu dalam proses memainkan alat musik tersebut.
Adapun fungsi dari pembuatan pemukul yang dilapisi karet tersebut, agar tidak membuat bagian anggota tubuh yang dipukul menjadi sakit. Bahkan, membuat suara Polopalo tersebut lebih nyaring bunyinya.
Pengembangan selanjutnya terhadap alat musik Polopalo tersebut, juga dibuatkan berbagai macam alat musik Polopalo dalam berbagai bentuk dan nada yang berbeda.
Kemudian hasil dari pengembangan Polopalo tersebut dimainkan oleh beberapa orang dengan format dan komposisi yang berbeda satu sama lain.
Sehingga alat musik Polopalo tersebut menghasilkan nada-nada yang dapat dikompilasikan menjadi suatu karya musik baru yang disesuaikan dengan ciri khas daerah Gorontalo.
Sebagaimana diketahui, gambar alat musik Polopalo yang berwarna kuning, disematkan pada bagian lengan kanan maskot PWN PTK XVI Tahun 2023. (Humas/YN)