PBA SUKSES GELAR AMBASSADORIAL LECTUR MENGHADIRKAN KEYNOTE SPEAKER UNIVERSITY KEBANGSAAN MALAYSIA

Gorontalo_Pembelajaran bahasa Arab dewasa ini telah mengalami banyak perubahan dan peningkatan berkat perkembangan teknologi dan pendekatan baru dalam pengajaran bahasa Arab. Begitu pula dalam aspek kebahasaan telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan lahirnya hasil-hasil kajian terbarukan serta para pakar kebahasaan khususnya dalam bidang bahasa Arab. Sehingga muncullah berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam rangka menggali lebih jauh tentang perbedaan antara bahasa Arab dengan bahasa lainnya. Maka untuk memahami lebih jauh mengenai perbedaan-perbedaan bahasa tersebut Jurusan Pendidikan Bahasa Arab IAIN Sultan Amai Gorontalo telah mengemasnya dalam kegiatan Internasional yang bertajuk Ambassadorial Lecturer dengan tema “Analisis Konstrastif Malayu Arab dalam Pembelajaran bahasa Arab”, bertempat di gedung Aula Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. (Sabtu, 01 Juli 2023).

Kegiatan ini menghadirkan Keynote Speaker yang ahli dibidang Dialektologi dan Linguistik Bandingan, Prof. Dr. Rahim Bin Aman Pensyarah University Pusat Kajian Bahasa, Kesusasteraan, dan Kebudayaan Melayu (Bitara Melayu) University Kebangsaan Malaysia. Hadir sebagai Pembanding dalam diskusi Ilmiah ini diantaranya Dr. Damhuri, M,Ag, Dosen Pendidikan Bahasa Arab IAIN Gorontalo menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Dr. H. Ibnu Rawandhy N. Hula, SS.,M.A, Dosen Pendidikan Bahasa Arab menjabat sebagai Ketua Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Gorontalo dan Dr. Ratni Bt. Hj. Bahri, M.Pd.I Dosen Pendidikan Bahasa Arab menjabat sebagai Ketua Jurusan PBA kesemuanya ahli dalam bidang Sastra dan Pendidikan Bahasa Arab.

Acara diawali dengan pembacaan Do’a kemudian dilanjutkan dengan Opening Speech oleh Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Dr. Said Subhan Posangi, M.Pd sekaligus membuka acara pada hari ini. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa “Analisis Kontrastif Linguistik Melayu-Arab dalam Pembelajaran Bahasa Arab sebenarnya memilki hubungan timbal balik antara bahasa dan budaya”. Tutur Dekan FITK.  Lebih lanjut Said menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Pemateri dan semua peserta Seminar yang telah hadir menyukseskan kegiatan ini. Dekan FITK berharap kegiatan ini mampu memberikan dampak positif yang dapat diimpelementasikan ilmunya terkhusus dalam bidang kajian bahasa arab.

Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dari para pemateri yang dimoderatori oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sarwansyah Massi. Materi diawali oleh Keynote Speaker Prof. Dr. Rahim Bin Aman.

Analisis kontrastif Melayu-Arab merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk membandingkan dua bahasa yaitu bahasa Melayu dan bahasa Arab, untuk mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan diantara keduanya. “Bahasa yang paling penting di alam kita ini adalah bahasa Melayu. Bunyi-bunyi melayu tidak ada di arab sehingga ketika mengajar pastikan sistem Arab dan sistem Melayu pada analisis kontrastif Melayu-Arab bukan sekedar mencari perbedaan dan persamaan Melayu-Arab akan tetapi juga mampu menerjemahkannya. Bahasa bukan sekedar bahasa saja, sebab bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu melakukan penerjemahan”. Pungkas Prof.

Materi kemudian dilanjutkan oleh pembanding pertama Dr. Damhuri, M.Ag. Menurutnya, “Problematika pembelajaran yang dihadapi khususnya pembelajar bahasa Arab untuk non Arab  lebih spesifik pada mahasiswa IAIN Gorontalo menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan keragaman dialeg adalah faktor perbedaan sosial budaya yang dipengaruhi oleh kelompok kecil. Ini permasalahan yang perlu dipahami bersama bahwa perbedaan-perbedaan dialeg cukup berpengaruh dalam mengajarkan bahasa Arab serta bagaimana menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan bahasa standar sebagaimana yang diinginkan oleh pembelajar atau penutur bahasa. Sebagai seorang akademisi tentu kita punya standar tertentu karena bukan hanya sekedar berbicara dimasyarakat umum saja”. Ucap Damhuri.

Hal senada pun diungkapkan Dr. H. Ibnu Rawandhy N. Hula, SS.,M.A yang berpandangan bahwa “Istilah fonologi dan morfologi belum terlalu familiar ditelinga mahasiswa sebab banyak menggunakan istilah yang asli. Tujuan dari kajian tentang Analisis Kontrastif sejatinya untuk memahami problematika pembelajaran yang ditemukan lalu membandingkan antara kelebihan kekurangan, kesamaan dan perbedaan dari kedua bahasa. Pentingnya  Analisis Konstrastif dilihat dari aspek kegorontaloan sulit bagi peserata didik melafalkan tanda tasydid. Sebagai orang linguistik bukan  mencela kesalahan itu tapi mencari tahu kenapa hal itu terjadi selanjutnya melakukan perbaikan secara bertahap”. Tutup Ibnu.

Banyak hal-hal menarik yang telah disampaikan oleh para pemateri dan tentu memberikan kesan berarti bagi seluruh peserta yang hadir. Harapannya kegiatan seperti ini dapat terselenggara lagi dengan kajian dari aspek yang berbeda. Kegiatan pun diakhiri dengan sesi foto bersama dengan seluruh peserta yang hadir.