Warek II IAIN SAG: Jadilah Uswatun Hasanah

GORONTALO (IAINSAG) – Dalam meningkatkan kinerja secara signifikan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, melaksanakan kegiatan Pembinaan Pejabat Administrator, Pejabat Fungsional Ahli, Pengawas, JFU dan Pelaksana Tenaga Kependidikan di Lingkungan IAIN Sultan Amai Gorontalo yang dirangkaikan dengan Penjaringan Kompetensi Penyusunan Peta Jabatan dan Re’Inpassing Kebutuhan Jabatan IAIN Sultan Amai Gorontalo Tahun 2023.

Hadir pada kegiatan ini, Wakil Rektor (Warek) II, Dr. Mujahid Damopolii, M.Ag., Warek III, Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd., Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Kemahasiswaan, Dra. Hj. Farida Napu, M.Pd., Kepala Bagian Umum dan Layanan Akademik, Dr. Romynenza, S.Pd, M.Adm, SDA, Pejabat Administrator, Pejabat Fungsional Ahli, Pengawas, JFU dan Pelaksana Tenaga Kependidikan di Lingkungan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Gedung Rektorat Lantai IV Kampus 1 IAIN Sultan Amai Gorontalo ini, dibuka langsung oleh Warek II, Dr. Mujahid Damopolii, M.Ag., Selasa (10/10/2023).

Dalam sambutannya, Dr. Mujahid Damopolii, M.Ag., menyampaikan tiga hal penting terkait dengan sistem kerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Disebutkan, bahwa ASN harus mampu memacu kinerjanya, mampu berinovasi, dan berprestasi.

Lebih lanjut disampaikan, dalam menyikapi hal tersebut, Kementerian Agama menerjemahkannnya dalam empat kunci sukses, yaitu melalui tim kerja, professional, kompoten dan kolaborasi. “Kunci dari semua ini adalah kedisiplinan,” tegasnya.

Ia menegaskan, bahwa ketika diberikan suatu amanah pekerjaan, para pejabat harus mampu membuat suatu inovasi, yaitu menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik. Bahkan, melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh pejabat-pejabat sebelumnya.

“Ketika kita diberikan suatu amanah pekerjaan, maka buatlah suatu inovasi. Yaitu melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh pejabat-pejabat sebelumnya,” jelasnya.

Menurutnya, semua itu butuh keteladanan. Meski diakuinya, bahwa untuk mengubah mindset, membutuhkan proses dan waktu, termasuk kesadaran masing-masing. “Kita kehilangan uswatun hasanah atau role model,” imbuhnya.

Ia berharap, dengan pembinaan ini, nantinya akan didapatkan tenaga-tenaga teknik sesuai dengan bidang dan keahliannya yang kemudian bisa menjadi contoh dalam melahirkan inovasi-inovasi. (Hms/YN)