DEMA FUD Gelar Dialog Publik, Dekan: FUD Harus Menjadi Role Model Bagi Yang Lain

GORONTALO (IAINSAG) – Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, melaksanakan kegiatan Dialog Publik dengan mengusung tema Urgensi Moderasi Beragama Dalam Konsep Ke Indonesiaan Untuk Mewujudkan Pemuda Yang Moderat, bertempat di Aula Serbaguna Kampus 1 IAIN Sultan Amai Gorontalo, Kamis (05/10/2023).

Sebagai narasumber pada Dialog Publik kali ini yaitu, Dr. Arfan Nusi, M.Hum., Ketua Rumah Moderasi Beragama (RMB) IAIN Sultan Amai Gorontalo dan Donald Qomaidiasyah Tungkagi, M.A., Dosen FUD IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Dekan FUD, Dr. Andries Kango, M.Ag., sekaligus membuka acara ini, Ketua DEMA FUD Yufit Emirat, Seluruh Panitia, Mahasiswa FUD, dan para tamu undangan.

Dalam mengawali sambutannya, Dr. Andries Kango, M.Ag., selaku pimpinan Fakultas dan seluruh civitas akademika FUD menyampaikan turut berbelasungkawa atas meninggalnya salah seorang mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo beberapa hari lalu.

“Sebagai pimpinan Fakultas dan seluruh civitas akademika FUD, menyampaikan berbelasungkawa atas meninggalnya saudara kita, Hasan Marjono. Mahasiswa semester I Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas Syariah, karena sebab-sebab yang sekarang ini masih dalam penyelidikan pihak berwajib,” ungkapnya.

Terkait dengan kegiatan ini, Dekan menyampaikan terima kasih kepada pengurus DEMA FUD yang telah menginisiasi kegiatan seperti ini, yang juga merupakan bagian dari sikap moderat sebagaimana tema kegiatan ini yang akan dikupas tuntas oleh para narasumber.

Dalam arahannya, beberapa hari lalu pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Fakultas, terkait kegiatan kemahasiswaan. Dalam  edaran tersebut, secara tegas pihaknya meminta kepada Ormawa FUD melakukan kegiatan rutin akademik dan ilmiah di dalam Kampus. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Wakil Dekan III FUD, Dr. Kamaruddin, M.Fil.I., pada seminar HMJ AFI, Selasa (03/10/2023).

“Jadi, apapun bentuk kegiatannya WAJIB ditolak. Kalau ada penyampaian dari senior maupun Ormawa yang ingin melakukan kegiatan di luar Kampus, saat ini semua itu ditiadakan. Saya minta semua kegiatan fokus dilaksanakan di dalam Kampus melalui kegiatan-kegiatan akademik dan ilmiah. Sebagaimana kegiatan yang dilaksanakan hari ini,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Ormawa FUD seperti ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini adalah kegiatan yang mengasah kecerdasan, dan bukan kegiatan yang mengandalkan otot.

“Saya sampaikan kepada mahasiswa di semua jurusan yang ada di FUD, kalau nanti ada ajakan Ormawa maupun HMJ untuk melakukan kegiatan diluar Kampus, maka HARAM untuk diikuti. Catat!,” ucapnya dengan tegas.

Tak hanya itu, kepada seluruh Ormawa dan mahasiswa FUD IAIN Sultan Amai Gorontalo, Dia menegaskan bahwa cara-cara penyelesaian masalah atau wujud dari eksistensi diri dengan menggunakan otot, merupakan cara-cara primitif yang sudah lama ditinggalkan.

“Sekali lagi, cara-cara dengan pendekatan otot itu adalah cara-cara primitif yang harus ditinggalkan, yang sangat tidak ilmiah dan hanya dilakukan oleh manusia-manusia jahiliyah, serta manusia-manusia yang tidak pernah mengenyam pendidikan,” tegasnya lagi.

Selanjutnya Dekan mengingatkan, bahwa dalam era global digital saat ini, sejatinya penyelesaian masalah ditempuh dengan cara-cara yang cerdas menggunakan otak, dan sama sekali bukan dengan otot. Pasalnya, yang dibutuhkan saat ini adalah figur kepemimpinan yang menjadi role model untuk semua.

“Jadi saya minta Ormawa di FUD, tunjukkan Motto FUD yaitu berfikir cerdas, bertindak tegas dalam tindak-tanduk kalian. Tunjukkan dalam wujud kegiatan yang bermanfaat,” pintanya.

Kabar baiknya, selama ini pihaknya selalu berkoordinasi dan mengadakan rapat, baik dengan DEMA, SEMA maupun HMJ , terkait dengan program-program yang akan laksanakan. Menurutnya, semua ini menuju pada keinginan untuk melahirkan mahasiswa-mahasiswa FUD, alumni-alumni FUD yang tidak hanya unggul secara IPK, tetapi juga mampu menjadi alumni yang berkarakter, memiliki skill problem solving yang baik.

“Begitu berada di tengah masyarakat, dia mampu menjadi seorang yang benar-benar pemikir, cerdas, mampu untuk menemukan solusi terbaik dari suatu masalah yang ada di masyarakat dengan mengidentifikasi penyebabnya. Sesungguhnya Itu intinya,” jelasnya.

Oleh karenanya, pihaknya berharap, kedepan FUD harus menjadi role model bagi yang lain dalam mengkader mahasiswa yang berkualitas dan berakhlak.

“Mudah-mudahan ini bisa diterjemahkan oleh adik-adik pengurus Ormawa FUD. Coba dipikirkan, bagaimana membuat disetiap sudut terdapat pojok-pojok diskusi, seperti pojok bedah buku, dan sebagainya. Kedepan arahnya kesana. Saya yakin hanya butuh waktu 2 hingga 3 tahun, kita bisa membudayakan hal ini,” pungkasnya. (Hms/YN)